CERPEN : Sahabat Yang Terlupakan
Cerpen Karangan : Ani Risma Latif
Lolos moderasi pada : 22 May 2017
Pagi menerpa bumi, matahari
menampakkan diri dari ufuk timur. Vergina terbangun dari dunia mimpinya yang
indah “hoammm… ini sudah pagi aku harus sekolah” serunya lalu beranjak ke kamar
mandi untuk menyegarkan tubuh.
Usai sarapan pagi vergina bergegas
menuju mobil untuk pergi ke sekolah bersama ayah “yah ayo vergina terlambat
nanti” ujar vergina semangat “ya ayo”.
Gerbang sekolah sudah di depan mata vergina menyalami
tangan sang ayah dan berlalu. Pagi ini ia disambut oleh sahabat yang setia
menemani vergina selama 6 tahun di bangku SD
“pagi vergina” ucap lyana
“heyy kamu ly ya pagi” sahutnya
“sudah kerjakan pr” tanya lyana
“sudah” jawab vergina singkat.
Kringg… kring… bel sudah berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai.
“pagi vergina” ucap lyana
“heyy kamu ly ya pagi” sahutnya
“sudah kerjakan pr” tanya lyana
“sudah” jawab vergina singkat.
Kringg… kring… bel sudah berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai.
Bu Rahma wali kelas 6 datang bersama
gadis entah siapa dia. Bu Rahma mengenalkan dia “selamat pagi anak-anak” ucap
bu rahma
“pagi bu” jawab anak anak
“hari ini kita dapat teman baru ayo perkenalkan dirimu”
“namaku safitri gladysa anggraeni kalian bisa sapa aku fitri semoga kalian senang dengan kehadiranku” dia begitu manis dan ramah
“ya baik fitri kamu boleh duduk”.
“pagi bu” jawab anak anak
“hari ini kita dapat teman baru ayo perkenalkan dirimu”
“namaku safitri gladysa anggraeni kalian bisa sapa aku fitri semoga kalian senang dengan kehadiranku” dia begitu manis dan ramah
“ya baik fitri kamu boleh duduk”.
Istirahat tiba lyana dan vergina
berkenalan dengan anak baru itu “hey selamat datang di SD Pusaka aku lyana”
sapa lyana pada gadis itu
“oh ya terima kasih aku fitri” dia membalas senyum lyana
“dan aku vergina” vergina ikut bergabung. Mereka sering bersama sampai jadi sahabat.
“oh ya terima kasih aku fitri” dia membalas senyum lyana
“dan aku vergina” vergina ikut bergabung. Mereka sering bersama sampai jadi sahabat.
Lama sudah mereka
bersahabat. Lambat laun lyana dan fitri meninggalkan vergina. Sudah beberapa
minggu ini lyana dan fitri tidak berkomunikasi dengan vergina. Sekarang vergina
sendiri tanpa ada yang menemani lagi. Vergina sekarang tau kalau sahabat juga
bisa jadi pengkhianat.
Petualangan di Pantai Mutiara
Cerpen Karangan: Fazril Adhiko
Lolos moderasi pada: 20 May 2017
Hari minggu yang cerah, aku dan sekeluarga berencana
berlibur di pantai hari ini. Kami sekeluarga menyiapkan barang-barang yang akan
dibawa ke pantai. Tak lupa aku membawa peralatan mandi, seperti handuk, sikat
gigi, sabun, sampo, dan lain-lain. Setelah semua siap, kami sekeluarga pun
langsung pergi menuju ke garasi untuk mengambil mobil. Setelah itu, kami pun
berangkat.
Di mobil, kami bersenang-senang. Aku dan kakak-kakakku
terus bersenda gurau, tak terasa kami telah sampai di pantai. Pantai yang kami
datangi bernama Pantai Mutiara, kenapa dinamakan Mutiara? Karena
kerikil-kerikil di pantai ini menyerupai mutiara. Aku dan kakak-kakakku turun
dari mobil dan langsung mencari sebuah tempat untuk beristirahat sebelum kami
terjun ke pantai. Akhirnya, tempat untuk beristirahat kami telah temukan dan
kami langsung memesannya. Aku langsung guling-gulingan di tempat yang
menyerupai pondok kecil itu sampai-sampai aku tertidur.
Aku terbangun, aku langsung berdiri
dan keluar dari pondok. Aku melihat keluargaku telah berada di pantai, mereka
sedang mandi. Aku pun langsung menyusul mereka mandi, ombak di pantai hari itu
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Jadi, bagus untuk orang yang tidak
bisa berenang sepertiku. Setelah beberapa menit, keluargaku pergi ke bibir
pantai, kakakku yang bernama Gibran berkata kepadaku, “Git, kakak, Gina, ayah,
dan ibu mau istirahat dulu, kalau kamu ingin ikut, pergi aja ke pondok,”
“Mas Gibran, Gita mau mandi sedikit lebih lama lagi,
nih, kak!” teriakku.
“Okeh, Git, kalau udah mandinya nyusul aja ke pondok, ya!” jawab Mas Bima.
Aku langsung
melanjutkan kegiatan mandiku di pantai yang sejuk dan indah ini, suasana pantai
yang tidak terlalu ramai membuatku semakin nyaman berlama-lama di pantai
bernama Mutiara ini. Tiba-tiba, sebuah ombak datang, menyapuku ke pinggir
pantai, saat aku terbangun, aku melihat sesuatu yang berkilau di balik sebuah
karang di pinggir pantai. Aku berdiri dan langsung berjalan menuju ke tempat
asal kilauan itu, kilauan itu semakin menyilaukan mataku, aku langsung
mengambil sesuatu yang membuat mataku silau. Ternyata, sesuatu itu adalah
sebuah kalung mutiara yang sangat cantik. Melihat kecantikan kalung itu, aku
terpancing untuk memakainya. Aku menggerakkan tanganku ke kepala dan memakaikan
kalung mutiara yang indah itu ke kepalaku. Tiba-tiba, kalung itu bersinar,
sinarnya melebihi sinar mentari. Lama-kelamaan, kalung itu berhenti bersinar.
Tapi, ada yang aneh dengan diriku, aku melihat
ke arah kakiku, “Aaaaaaaaaa…!!!” teriakku kaget melihat kakiku telah berubah
menjadi ekor duyung. Aku tidak menyangka kalau kakiku bisa berubah menjadi ekor
duyung seperti yang ada di film-film. Lalu, datang seekor ikan badut yang
berkata, “Gita, kamu diundang oleh Ratu Sean, sekarang kamu harus ikuti saya
untuk pergi ke kerajaan bawah laut,”
“Siapa kamu? Siapa Ratu Sean? Dan kenapa aku berubah menjadi seperti
ini?” tanyaku kepada ikan badut itu.
“Kamu
akan tahu jawabannya jika kamu mengikuti saya menghadap Ratu Sean,” jawab ikan
badut itu. Aku pun dengan sangat terpaksa menjawab, “Okeh, aku akan
mengikutimu,”
Aku pun langsung
berenang mengikuti ikan badut itu, saat pertama mencoba berenang terasa sangat
berat, tapi lama-kelamaan terasa ringan. Akhirnya, aku dan ikan badut sampai di
kerajaan bawah laut. Aku langsung dituntun oleh ikan badut ke dalam kerajaan.
Sampainya, di dalam kerajaan aku langsung diarahkan ikan badut menuju ke
ruangan singgasana Ratu Sean. Kami pun sampai.
“Selamat datang di kerajaan bawah laut, kata
peramal kerajaan kami bahwa akan datang seorang gadis cantik bernama Gita yang
akan datang di Pantai Mutiara pada hari ini, katanya gadis itu akan
menyelamatkan putri saya, Revine dari tidur panjangnya. Saya mohon agar ananda
Gita bisa menolong putri saya,” jelas Ratu Sean sambil menitihkan air mata.
“Baiklah, aku akan menolong putri anda, Revine. Tapi, saya tidak tahu cara menyelamatkan putri anda Ratu Sean,” ucapku.
“Baiklah, aku akan menolong putri anda, Revine. Tapi, saya tidak tahu cara menyelamatkan putri anda Ratu Sean,” ucapku.
“Kamu harus mengambil satu biji mutiara dari kalung yang kamu pakai
saat ini dan kamu harus memberi biji mutiara itu kepada Ratu Sean dan Ratu Sean
akan membacakan sebuah mantra sihir untuk membangunkan putri Revine,” kata
peramal kerajaan.
Aku
mengerti dengan ucapan peramal kerajaan itu, aku pun langsung mengeluarkan
kalung mutiara itu dari kepalaku dan mengambil satu biji mutiara dari kalung
itu. Setelah aku mengambilnya, aku memberikan biji mutiara itu kepada Ratu
Sean. Ratu Sean langsung mengambil biji mutiara itu dari tanganku dan ia
langsung membacakan sebuah mantra yang aku tidak mengerti artinya.
Aku terus berdoa
agar Putri Revine bangun dari tidur panjangnya. Tiba-tiba, terdengar suara
seorang wanita, “Ibu! Ibu! Ibu! Ibu di mana?” ternyata itu suara dari Putri
Revine. Ratu Sean yang mendengarnya langsung berlari menuju ke kamar Putri
Revine. Ratu Sean langsung memeluk erat anak kesayangannya. Terlihat kalau Ratu
Sean menitihkan air mata yang membuat aku bersedih.
“Gita, kamu harus
cepat pergi dari sini, kamu telah melepas kalung yang membuat kamu bisa
berenang, jadi kamu mungkin akan berubah menjadi manusia kembali,” kata ikan
badut.
Mendengar hal itu, aku pun langsung berpamitan kepada Ratu Sean. Ratu Sean berkata, “Gita, terima kasih karena kamu telah menolong anakku, ini aku berikan kamu sebuah hadiah,”
“Terima kasih, Ratu Sean,” jawabku.
Mendengar hal itu, aku pun langsung berpamitan kepada Ratu Sean. Ratu Sean berkata, “Gita, terima kasih karena kamu telah menolong anakku, ini aku berikan kamu sebuah hadiah,”
“Terima kasih, Ratu Sean,” jawabku.
Setelah menerima
hadiah dari Ratu Sean aku pun langsung berenang cepat menuju ke permukaan dan
langsung pergi menuju ke bibir pantai. Aku datang tepat waktu, kakiku yang
dulunya sebuah ekor kini telah berubah menjadi kaki normal kembali.
“Gita, ayo, sudah
mau malam, nih! Kamu dari tadi mandi terus, gak lelah apa?” kata Mbak Gina
mengagetkanku.
“Okeh, Mbak!” teriakku kepada Mbak Gina.
“Okeh, Mbak!” teriakku kepada Mbak Gina.
THE END
CERPEN : Sahabat Yang Terlupakan
Reviewed by bisnisrumahq.blogspot.com
on
Saturday, July 29, 2017
Rating:
No comments: