MAKALAH : PENYAKIT REPRODUKSI DAN UPAYA PENCEGAHANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Biologi
(ilmu hayat) adalah ilmu yang mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari
bahasa Belanda “Biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa
Yunani, bios (hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu sampai tahun 1970-an
digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab), artinya “ilmu
kehidupan”.
Objek
kajian biologi sangat luas dan mengcangkup semua makhluk hidup. Karenanya
dikenal berbagai cabang biologi yang menghususkan diri pada setiap kelompok
organisme, seperti botani, zoology, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan
digali. Cir-ciri fisik dipelajari dalam anatomi sedang fungsinya dalam
fisiologi; perilaku dipelajari dalam etologi, interaksi antarsesama makhluk
dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi.
Salah
satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem reproduksi.
Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk
mempunyai keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi
atas dua yaitu alat reproduksi pria dan alat reproduksi wanita.
Alat
reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin, kelenjar
kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang
berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka dengan
sendirinya akan menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita)
1.2
Rumusan
Masalah
a.
Apa
saja bagian-bagian reproduksi manusia?
b.
Apa
saja penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia?
1.3
Tujuan
Penulisan
Agar
kita dapat mengetahui bagian-bagian dari sistem reproduksi pada manusia serta
penyakit yang mungkin terjadi pada sistem reproduksi manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Organ
Reproduksi Manusia
Organ
reproduksi merupakan penyusun sistem reproduksi. Organ reproduksi manusia
dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita. Organ reproduksi pria
menghasilakan sperma dan organ reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur).
1.
Organ
Reproduksi Pria
Organ
reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar
berupa penis dan skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran
kelamin, dan kelenjar kelamin.
a.
Organ
Reproduksi Bagian Luar
1)
Penis
Penis
merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin wanita. Di dalam
penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian atas tersusun atas jaringan spons
korpus kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun atas jaringan spons korpus
spongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi
oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
2)
Skrotum
(kantong pelir)
Skrotum
merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum berjumlah dua buah,
yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri terdapat
jaringan ikat dan otot polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum dapat
mengerut dan mengendur. Dalam skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi
mengatur suhu di sekitar testis agar selalu stabil (pembentukan sperma
memerlukan suhu sedikit di bawah suhu tubuh).
b.
Organ
Reproduksi Bagian Dalam
1)
Testis
(Gonad Jantan)
Testis
merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma diperlukan
suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat
saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus
seminiferus). Dalam tubulus seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma.
2)
Saluran
kelamin
Saluran
kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh. Saluran kelamin
meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a)
Epididimis
merupakan saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma yang
telah matang disalurkan menuju vas deferens.
b)
Vas
deferens merupakan saluran yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis. Vas deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma dari
epididimis menuju vesikula seminalis (kantong sperma).
c)
Saluran
ejakulasi merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi
saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d)
Uretra
merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran kelamin
dari vesikula seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.
3)
Kelenjar
kelamin
Di
dalam saluran kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan kelamin.
Cairan kelamin berguna untuk mempertahankan hidup gerak sperma. Cairan-cairan
kelamin dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
cowper.
a)
Vesikula
seminalis menghasilakan cairan yang berfungsi sebagi sumber energi dan untuk
memudahkan gerakan sperma.
b)
Kelenjar
prostat menghasilkan cairan yang memberi suasana basa pada cairan sperma.
Cairan tersebut mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid.
c)
Kelenjar
cowper/kelenjar bulbouretra yang menghasilkan cairan yang bersifat basa.
Terjadinya
spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel ledyg yang
ketiganya terdapat di
dalam tubulus seminiferus ( saluran penghasil sperma):
a)
Sel
induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b)
Sel
sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c)
Sel
leydig yang berfungsi testosterone. Hormone ini berperan dalam
Hormon
Reproduksi pada Pria
a.
Hormone
gonadotropin
Dihasilkan oleh
hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang kelenjar hipofisis
sebagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan LH.
b.
Follicle Stimulating Hormon/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior.
FSH berfungsi untuk merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel
Sertoli untuk menghasilkan
ABP (Androgen Binding Protein/protein
pengikat androgen) yang akan memacupembentukan
sperma.
c.
Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior.
Fungsi LH adalah merangsang sel-sel
interstial (sel Leydig) untuk
menghasilkan hormone testosterone.
d.
Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang perkembangan organ seksprimer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi
perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder pria seperti jambang, kumis,
jakun, suara membesar,pertambahan massa otot, dan perubahan suara.
Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap
penggandaan, tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam
istilah sebagai berikut :
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit
primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis
menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses
pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis)
adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi
menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan
cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma
difagosit oleh sel Sertoli.
Spermiasi (Spermiation)
adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke lumen tubulus
seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan
bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan
testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena
kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis
namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas
sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
2.
Organ
Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar
dan organ kelamin dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ
kelamin dalam berupa ovarium dan saluran kelamin.
a.
Organ
Reproduksi Bagian Luar
1)
Vulva
merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam vulva
terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung saluran
kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak pembuluh darah.
2)
Labium
merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu labium
mayora (terletak di sebelah luar) dan labium minora (terletak di sebelah
dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil
yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung
banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.
b.
Organ
Reproduksi Bagian Dalam
1)
Vagina
merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina bermuara di vulva.
Vagina mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna
pada saat koitus dan mempermudah kelahiran bayi.
2)
Uterus
merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan oviduk kanan dan kiri. Bagian
terbawah uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi
sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus
dibatasi oleh dinding endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium
akan menebal ketika terjadi kehamilan.
3)
Oviduk
atau tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong
yang disebut infundibulum.
4)
Ovarium
merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan kanan.
Organ
kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur terbentuk
melalui oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis adalah
proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan
pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di
dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia
yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit
primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara
miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti
hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta
oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa
pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub
primer akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder
akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid
dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub
tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder.
Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga
badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
Hormon
- Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis
Proses
pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,
diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi
oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan
hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis
mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing
hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa
pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang
ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan
folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis
hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Oosit sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi
oleh dua lapisan, lapisan luar disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona
Pelusida. Oosit sekunder menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai fungsi berikut:
a.
Mengaktifkan
sperma agar bergerak lebih cepat.
b.
Menarik
secara komotaksis positif.
c.
Mengumpulkan
sperma di sekeliling ovum.
c.
Siklus
Menstruasi
Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur
setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai
dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita
tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa
menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena berkurangnya
produksi hormon kelamin.
Menstruasi terdiri dari beberapa siklus yang selalu
dilalui. Mempelajari siklus menstruasi sangat dibutuhkan khususnya untuk
reporduksi. Karena, dengan mengetahui dan memahaminya, maka dapat dideteksi
kapan sel telur siap untuk dibuahi. Selain manusia, beberapa hewan
khususnya primate besar seperti monyet, gorilla dan siamang juga mengalami
siklus menstruasi.
Umumnya, siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam
rentang waktu 28 hari, namun tidak menutup kemungkinan, antara satu wanita
dengan wanita lain memiliki rentang waktu siklus yang sama, dimana ada yang
lebih pendek yaitu 21 hari atau bahkan lebih panjang yaitu 30 hari. Lamanya
masa menstruasi cukup bervariasi antara 5 sampai 7 hari, tergantung hormonal
wanita tersebut. Berikut ini tahapan siklus menstruasi yang terjadi pada wanita
setiap 1 periode siklus:
Fase
Menstruasi
Pada fase siklus menstruasi ini, dinding Rahim meluruh
dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah. Peluruhan dinding rahim terjadi
akibat berkurangnya kadar hormone yang berperan dalam aktivitas seksual tubuh
seperti hormone esterogen dan progesterone. Fase untuk siklus menstruasi ini,
terjadi selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak menutup kemungkinan lebih
lama dari itu untuk beberapa wanita tertentu. Selain itu, jumlah darah yang
keluar pada setiap menstruasi berbeda dari 10 mL hingga mencapai 80 mL setiap
hari selama waktu siklus menstruasi dengan pola: sedikit di waktu-waktu awal
dan semakin banyak di hari-hari berikutnya hingga semakin berkurang menjelang
akhir fase.
Fase
Praovulasi
Pada fase ini dalam siklus menstruasi, ovum yang ada
didalam ovarium terbentuk dan mulai mematangkan diri. Pematangan
sel telur atau ovum ini dipicu oleh hormone yang bernama hormone estrogen
dimana semakin meningkat tingkat hormone esterogen, sel telur di dalam ovarium
semakin matang. Siklus menstruasi pada fase ini berlangsung selama antara hari
ke 7 singga hari ke 13.
Fase Ovulasi
Didalam
fase ovulasi dalam siklus menstruasi, sel telur atau ovum berada dalam kondisi
yang sangat baik dan tepat untuk dibuahi. Dengan terjadinya pembuahan pada masa
ovulasi, maka wanita yang mengalami siklus menstruasi ini akan cenderung hamil.
Namun, hal itu tergantung pula dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel
sperma tersebut cukup kuat untuk membuka dinding sel telur yang dirancang
sangat kuat, maka kehamilan dapat terjadi.
Pada masa
fase ovulasi di dalam siklus menstruasi inilah, wanita disebut berada pada masa
subur. Untuk pasangan suami istri yang sangat mendambakan kehadiran seorang
anak, maka inilah saat yang tepat meningkatkan frekuensi berhubungan seksual.
Agar tingkat keberhasilan untuk hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan
tepatnya waktu subur sang istri dalam siklus menstruasi nya terjadi. Berikut
ini beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi indikasi bahwa sang istri berada pada
masa subur yaitu adanya perubahan lender serviks, terjadi perubahan suhu basal
tubuh serta perubahan periode siklus menstruasi. Untuk lebih akurat,
pasangan dapat memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang saat ini banyak
dijual di pasaran maupun apotek-apotek.
Fase Pascaovulasi
Fase ini merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi
dimana ovum mengalami kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak terjadi.
Pada masa ini, hormone progesteron mengalami kenaikan sehingga
menyebabkan dinding endometrium semakin menebal. Penebalan ini mengindikasikan
kesiapan endometrium untuk menerima embrio untuk berkembang. Jika pembuahan
atau fertilisasi tidak terjadi dalam fase ini, maka siklus
menstruasi akan berulang dengan kembali ke fase menstruasi.
Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh
hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus
menstruasi adalah sebagai berikut.
-
Kelenjar
hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon
ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.
-
Folikel
yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi
hormon estrogen ialah:
Ø
merangsang
pertumbuhan endometrium dinding rahim
Ø
menghambat
produksi FSH oleh pituitari
Ø
memacu
pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya
LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel,
peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
-
Setelah
telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan
berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu
memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron.
Hormon progesteron berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan
pertumbuhan endometrium.
-
Bila
sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti.
Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya
aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH
menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya
progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat
dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang
disebut menstruasi.
-
Bila
terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan
melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot
akan berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin
yang terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang
akan menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh
induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).
3.
Kelainan dan Penyakit pada Organ Reproduksi Manusia
Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita dapat
mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Penyakit
pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan juga oleh virus ataupun
bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga
penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan
seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme
adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon,
seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan
dengan terapi hormon.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua
testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal
tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin
untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
3. Uretritis
Uretritis
adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang
air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis
adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa
nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti
Escherichia coli maupun bukan bakteri.
5. Epididimitis
Epididimitis
adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis
adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
7. Anorkidisme
Anorkidisme
adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
8. Hyperthropic
prostat
Hyperthropic
prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia
lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia
inguinalis
Hernia
merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga yang bersangkutan.
10. Kanker
prostat
Gejala
kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian
pada pria usia lanjut.
11. Kanker
testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam
testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan
adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
12. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun
mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
13. Infertilitas
(kemandulan)
Yaitu
ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di
pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai
ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
-
Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif,
terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
-
Tersumbatnya saluran sperma
-
Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
14. Gangguan
menstruasi
Gangguan
menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan
amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia
17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak
terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah
mengalami siklus menstruasi.
15. Kanker
vagina
Kanker
vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi
yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan
kemoterapi dan bedah laser.
16. Kanker
serviks
Kanker
serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel
serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium,
sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
17. Kanker
ovarium
Kanker
ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal.
Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
18. Kanker
rahim
Kanker
rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah
kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering
terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.
19. Kanker
payudara
Yaitu
tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang
telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan
obat-obatan.
20. Fibroadenoma
Yaitu
tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara.
Pengobatannya dengan operasi.
21. Endometriosis
Endometriosis
adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat
tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di
paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan
nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan
sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian
obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
22. Infeksi
vagina
Gejala
awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan
kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
23. Condyloma
Yaitu
tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau
dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus
yang menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui
kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini
ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di
sekitar anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat
menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati
dengan obat oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif
dapat dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis.
Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal (oles).
24. Bartolinitis
Yaitu
infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan
pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa
nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi
kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar.
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat
menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat
penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga
disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pemberian
antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus berlanjut,
dokter akan melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang
membengkak.
25. Vulvovaginatis
Merupakan
suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan
(flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella
vagimalis, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes, Candyloma
accuminata, dll.
26. Candidiasis
/ keputihan
Yaitu
munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena
infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat
ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi,
kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-obatan steroid,
kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan
akibat dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis
cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan
sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu
lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal
yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur misalnya triazol atau
imidazol.
27. Kista
ovarium
Kista
ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
28. Infertilitas
(kemandulan)
Pada
wanita infertilitas disebabkan oleh:
-
Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga
pembentukan ovum terganggu
-
Penyumbatan pada tuba fallopi
-
Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
Sexually
Transmitted Disease
Selain
kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui
hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:
29. Syphilis
Syphilis
ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral
yaitu Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam
tubuh, dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim
(misalnya ciuman), melalui transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke
bayinya.
30. Gonorrhoea
Gonorrhoea
ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks,
rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
31.
Herpes Simplex Genitalis
Merupakan
gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan.
Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat
berupa demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi
sampai bagian dalam organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi
hingga rasa pegal di area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat
antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar tidak
terlalu lembap dan tetap bersih.
32. Penyempitan
Saluran Telur/ Oviduck
Kelainan
ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi
kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk
menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit
terjadi.
33. Gonorhoe
(Kencing Nanah)
Merupakan
penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit
kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan
berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra
bengkak dan agak merah.
34. HIV
(AIDS)
Merupakan
penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama,
penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat
terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa:
Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar
tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali
dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generative atau seksual.
2.2 Saran
Semoga
makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan
dapat memberikan pengetahuan seddikit tentang reproduksi yang
dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang bisa terjangkit pada
sistem reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain
sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya
harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi
pengetahuan yang benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari
hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui.
Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui membaca akan
membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.
DOWNLOAD DISINI !!!
MAKALAH : PENYAKIT REPRODUKSI DAN UPAYA PENCEGAHANNYA
Reviewed by bisnisrumahq.blogspot.com
on
Wednesday, December 13, 2017
Rating:
referensinya dari mana gan ?
ReplyDelete