HARI KESAKTIAN PANCASILA DAN HARI SUMPAH PEMUDA
HARI
KESAKTIAN PANCASILA
Hari Kesaktian pancasila adalah hari dimana Negara Indonesia
terselamatkan dari pemberontakan yang dilakukan oleh kalangan Partai Komunis
Indonesia (PKI). Peristiwa gerakan 30 September 1965 oleh PKI menyebabkan
jatuhnya korban dari kalangan militer.
Tokoh- tokoh tersebut ditetapkan sebagai pahlawan revolusi Indonesia pada
5 Oktober 1965 (pada perkembangannya pemerintah RI menetapkan tokoh-tokoh
tersebut sebagai pahlawan nasional pada tahun 2009).
Para pahlawan tersebut diantaranya
adalah: Brigadir Polisi Karel Susult Tubun, Letnan Jenderal A. Yani, Mayjen R.
Suprapto, Mayjen S. Parman, Letnan Satu Pire Andreas Tendean, Brigjen
D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo, dan Mayjen Haryono. Dari uraian diatas
dapat kita simpulkan bahwa pengertian kesaktian pancasila adalah hari
dimana Republik Indonesia dapat diselamatkan dari pemberontakan PKI. Dengan
terungkapnya kasus penculikan yang dilakukan oleh PKI maka secara cepat dan
sigap pemerintah Indonesia memutuskan untuk memberantas para pelaku penculikan
dan otak dari peristiwa kriminal tersebut.
Dengan dapat diberantasnya PKI dan para antek-anteknya maka kondisi
Indonesia perlahan mulai kondusif dan kembali aman meskipun masih selalu
membekas pada rakyat Indonesia. Mulai saat itu pula tiap-tiap tanggal 1 Oktober
diperingati sebagai hari kesaktian
pancasila.
HARI
SUMPAH PEMUDA
Sumpah
Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita
berdirinya negara Indonesia.
Yang dimaksud
dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua[1]
yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia
(Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air
Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa
Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap
"perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam
segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan". Istilah
"Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut,
melainkan diberikan setelahnya.
Rumusan
Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad
Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario
tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada
Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai
suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian
Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian
diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh
Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
HARI KESAKTIAN PANCASILA DAN HARI SUMPAH PEMUDA
Reviewed by bisnisrumahq.blogspot.com
on
Friday, October 20, 2017
Rating:
No comments: