MAKALAH SD KELAS 6 : PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus. Oleh karenanya, sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25).
Berdasar beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Belajaran yang efektif dapat menentukan tercapainya prestasi belajar pada siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di Sekolah Dasar yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39).
Kaitannya dengan kegiatan penelitian untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih baik, penulis mengadakan penelitian untuk mata pelajaran IPA pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Bojongnangka  Kecamatan Pemalang  Kabupaten Pemalang.
Nilai siswa kelas IV SD Negeri 03 Bojongnangka  pada mata pelajaran IPA tentang rangka dan alat indra manusia, yaitu hanya 6 siswa (30%) dari 20 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas atau yang mengalami belajar tuntas. Sedangkan 14 siswa (70%) sisanya mendapat nilai di bawah 70 atau belum mengalami ketuntasan belajar.

1.    Identifikasi masalah
Guna mengetahui kegagalan yang dialami siswa, penulis melakukan refleksi diri hasilnya adalah: siswa  kurang semangat dalam menerima pelajaran, siswa tidak memperhatikan penjelasan guru,siswa kurang memahami penjelasan guru, dan respon siswa kurang pada saat ada pertanyaan dari guru.

2.    Analisis Masalah
Dari berbagai kekurangan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA materi rangka dan alat indra manusia,penyebab rendahnya motivasi belajar dan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1.      Kurangnya alternatif da n metode yang belum tepat,maka motivasi belajar dan prestasi belajar rendah.
2.      Guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

3.    Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
   Dengan memperhatikan akar masalah tersebut, dan atas saran supervisor, penulis  mencoba memilih alternatif pemecahan masalah melalui:
1.      Penggunaan metode demonstrasi dan media gambar secara terpadu untuk   meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
2.      Membimbing siswa secara aktif untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apakah penggunaan metode Demonstrasi dan media gambar secara terpadu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas 1V SD Negeri 03 Bojongnangka dalam pembelajaran IPA materi rangka dan alat indra manusia?
2.      Apakah penggunaan metode Demonstrasi dan media gambar secara terpadu dapat meningkatkan prestasi  belajar siswa kelas 1V SD Negeri 03  Bojongnangka dalam pembelajaran IPA materi rangka dan alat indra manusia?

C.    Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian  ditetapkan sebagai berikut:
1.      Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar  siswa kelas IV SD Negeri 03 Bojongnangka  dalam  materi rangka dan alat indra manusia melalui metode demonstrasi dan media gambar secara terpadu.
2.      Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan:
a.       Motivasi belajar siswa kelas 1V SD Negeri 03 Bojongnangka pada mata pelajaran IPA materi rangka dan alat indra manusia dengan menggunakan metode Demonstrasi dan media gambar secara terpadu.
b.      Prestasi belajar siswa kelas 1V SD Negeri 03 Bojongnangka  pada mata pelajaran IPA materi rangka dan alat indra manusia dengan menggunakan metode Demonstrasi dan media gambar secara terpadu.

D.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
a. Dari segi teoritis diharapkan penelitian ini dapat melengkapi teori pembelajaran yang berkaitan dengan: metode demonstrasi dan media gambar secara terpadu.
b.   Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran.
c.   Sebagai  bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut dalam mengkaji masalah yang sama.

2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi pendidik (guru)
1)      Mendapat pengalaman nyata dalam hal mencari solusi atau afternatif penyelesaian masalah pembelajaran dalam rangka memperbaiki kinerjanya selaku guru dengan langkah perbaikan melalui PTK.
2)      Membantu guru untuk meningkatkan potensi dirinya dan  kualitas pembelajarannya dari mata pelajaran yang diampunya.
3)      Memotivasi guru untuk lebih semangat dalam menjalankan tugasnya yaitu membimbing dan mengajar.
b.      Bagi peserta didik (siswa)
1)      Siswa dapat memperbaiki hasil belajar siswa pada materi rangka dan panca indra manusia.
2)      Membantu siswa yang tingkat pemahamannya rendah.
3)      Motivasi dan hasil belajar  siswa  meningkat.
c.       Bagi sekolah
1)   Dapat meningkatkan kualitas dari sekolah itu sendiri.
2)   Dapat digunakan sebagai referensi perpustakaan sekolah                       



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Landasan Teori
Kegiatan pembelajaran yang efektif mampu membantu siswa dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran yang efektif dilakukan melalui berbagai aktifitas seperti: penggunaan alat peraga/media, metode pembelajaran yang mengantarkan siswa untuk dapat memahami konsep yang dipelajari, demonstrasi yang dapat merangsang siswa memahami konsep yang dibahas dalam pemecahan masalah dan media gambar secara terpadu yang membantu siswa untuk berperan aktif. Maka dari itu akan diuraikan masing-masing konsep sebagai berikut:
1.        Teori Belajar dalam Pembelajaran IPA di SD
IPA berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”. Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain”. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.

Dalam buku Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif (Depdiknas, 2003:5-6) pembelajaran yang efektif secara umum diartikan sebagai Kegiatan Belajar Mengajar yang memberdayakan potensi siswa (peserta didik) serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik. Ada baiknya jika guru yang akan merancang pembelajaran IPA di SD memperhatikan tujuh ciri utama pembelajaran efektif yang memberdayakan potensi siswa sebagaimana diuraikan pada buku tersebut (Depdiknas, 2003:7-11). Ketujuh ciri itu adalah:
Pertama, berpijak pada prinsip konstruktivisme. Pembelajaran beranjak dari paradigma guru yang memandang bahwa belajar bukanlah proses siswa menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru, melainkan sebagai proses siswa membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain.
Kedua, berpusat pada siswa. Siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Siswa tertentu lebih mudah belajar dengan dengar-baca, siswa lain lebih mudah dengan melihat (visual), atau dengan cara kinestetika (gerak). Oleh karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai karakteristik siswa. Pembelajaran perlu menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Artinya pembelajaran memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa. Pembelajaran perlu mendorong siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Ketiga, belajar dengan mengalami. pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dan atau dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah dan prinsip ilmu yang dipelajari. Karena itu, semua siswa diharapkan memperoleh pengalaman langsung melalui pengalaman inderawi yang memungkinkan mereka memperolah informasi dari melihat, mendengar, meraba/menjamah, mencicipi, dan mencium. Dalam hal ini, beberapa topik tidak mungkin disediakan pengalaman nyata, guru dapat menggantikannya dengan model atau situasi buatan dalam wujud simulasi. Jika ini juga tidak mungkin, sebaiknya siswa dapat memperoleh pengalaman melalui alat audio-visual (dengar-pandang). Pilihan pengalaman belajar melalui kegiatan mendengar adalah pilihan terakhir.
Keempat, mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional. Siswa akan lebih mudah membangun pemahaman apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada siswa lain atau guru. Dengan kata lain, membangun pemahaman akan lebih mudah melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya. Interaksi memungkinkan terjadinya perbaikan terhadap pemahaman siswa melalui diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan. Interaksi dapat ditingkatkan dengan belajar kelompok. Penyampaian gagasan oleh siswa dapat mempertajam, memperdalam, memantapkan, atau menyempurnakan gagasan itu karena memperoleh tanggapan dari siswa lain atau guru. Pembelajaran perlu mendorong siswa untuk mengkomunikasikan gagasan hasil kreasi dan temuannya kepada siswa lain, guru atau pihak-pihak lain. Dengan demikian, pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan, prestasi) dan berlatih untuk bekerjasama. Artinya, pembelajaran perlu mendorong siswa untuk mengembangkan empatinya sehingga dapat terjalin saling pengertian dengan menyelaraskan pengetahuan dan tindakannya.
Kelima, mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan. Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar untuk peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Sementara, rasa fitrah ber-Tuhan merupakan embrio atau cikal bakal untuk bertaqwa kepada Tuhan. Pembelajaran perlu mempertimbangkan rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan agar setiap sesi kegiatan pembelajaran menjadi wahana untuk memberdayakan ketiga jenis potensi ini.
Keenam, belajar sepanjang hayat. Siswa memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk bisa bertahan (survive) dan berhasil (sukses) dalam menghadapi setiap masalah sambil menjalani proses kehidupan sehari-hari. Karena itu, siswa memerlukan fisik dan mental yang kokoh. Pembelajaran perlu mendorong siswa untuk dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya baik kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa yang telah dianugerahkan Tuhan YME kepadanya. Demikian pula pembelajaran perlu membekali siswa dengan keterampilan belajar, yang meliputi pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal di luar kelas.
Ketujuh, perpaduan kemandirian dan kerjasama. Siswa perlu berkom-petisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritasnya. Pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi sehat untuk memperoleh penghargaan, bekerjasama, dan solidaritas. Pembelajaran perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri.
Tujuan pemberian mata pelajaran IPA atau sains munurut Sumaji (1998:35) adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk memcahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya. Pengajaran IPA menurut Depdikbud (1993/1994:98-99) bertujuan agar siswa: (1) Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-sehari. (2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, dan ide tentang alam di sekitarnya. (3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta peristiwa di lingkungan sekitar. (4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama dan mandiri. (5) Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam  kehidupan sehari-hari. (6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. (7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

2.        Media Pembelajaran yang Efektif
            Media pembelajaran merupakan suatu sarana yang dapat digunakan untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran. Contohnya seorang guru ingin menjelaskan tentang sisi, rusuk dan titik sudut dari bangun ruang balok dan kubus. Agar lebih kongkrit guru memperlihatkan model bangun ruang balok dan kubus.
            Menurut NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagi sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya. Lain halnya dengan Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagi teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Berbagai ahli telah membuat klasifikasi media pembelajaran antar lain Schramm, Bretz, Tosti dan Ball. Secara sederhana media pembelajaran dapat dibagi ke dalam tiga kelompok saja yaitu media audio, media visual dan media audiovisual.
Fungsi media adalah membantu proses pembelajaran lebih mudah dan dapat berhasil. Media juga membantu peserta didik supaya lebih mudah memahami materi yang sedang dipelajari.
Keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan media dalam pembelajaran, antara lain:
a.         Lebih menarik dan tidak membosankan bagi peserta didik.
b.         Lebih mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang dapat memperjelas uraian.
c.         Lebih bertahan lama untuk diingat karena peserta didik lebih terkesan.
d.        Mampu melibatkan peserta didik lebih banyak.
e.         Dapat digunakan berulang kali untuk meningkatkan penguasaan bahan ajar.
f.          Lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran.    
Media gambar untuk membantu guru dan siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, tidak terkecuali untuk anak-anak sekolah dasar. Secara umum fungsi media ganbar menurut Basuki dan Farida (2001;42) yaitu;
a.       Mengembangkan kemampuan visual.
b.      Mengembangkan imajinasi anak.
c.       Membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas..
d.      Meningkatkan kreativitas siswa.

3.        Metode Demonstrasi  
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunkan guru dalam kegiatan KBM adalah metode demonstrasi. Metode ini memiliki kelebihan yaitu dapat menarik perhatian para siswa dan memberikan pengalaman langsung pada anak didik sehingga tidak terjadi verbalis. Hal ini sesuai dengan tahapan belajar kongkrit anak.
Menurut Kolb (1984) mengemukakan bahwa belajar melalui pengalaman menekankan pada hubungan yang harmonis antar belajar, bekerja serta aktifitas kehidupan dengan penciptaan pengetahuan itu sendiri.
Hal ini berarti bahwa dalam pembelajaran yang menerapkan konsep belajar melalui pengalaman kata ”experiential” atau mengalami merupakan kunci bagi terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Kelebihan Metode Demonstrasi:
a.         Dapat membuat pegajaran lebih jelas dan konkrit sehingga menghindari verbalisme (pemahaman kata-kata).
b.         Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
c.         Proses pengajaran lebih menarik.
d.        Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
Kekurangan Metode Demonstrasi:
a.         Memerlukan ketrampilan guru secara khusus.
b.         Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
c.         Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang.

4.        Rangka dan Alat Indra Manusia
Alat indra manusia terdiri atas 5,yaitu indra penglihat(Mata),indra pendengar  (telinga),indra pembau (hidung),indra pengecap (lidah),dan indra perasa (kulit).
a.         Indra Penglihat (Mata)
Cara kerja mata
Mata bekerja saat menerima cahaya. Tanpa cahaya, mata tidak dapat berfungsi dengan baik. Pantulan cahaya dari suatu benda masuk melalui pupil kemudian diteruskan kedalam lensa mata. Oleh lensa mata, cahaya diarahkan sehingga bayangan benda jatuh pada retina. Ujung-ujung saraf di retina menyampaikan bayangan benda itu ke otak. Selanjutnya, otak mengolah bayangan tersebut sehingga kita dapat melihat benda.
b.         Indra Pendengar (Telinga)
Cara kerja telinga
Suara yang berasal dari luar masuk ke telinga melalui udara. Suara tersebut ditangkap oleh gendang telinga. Akibatnya, gendang telinga bergetar. Getaran ini lalu diteruskan oleh tulang-tulang pendengar ke telinga bagian dalam, tepatnya di ujung saraf. Oleh saraf, getaran tersebut disampaikan ke otak agar diolah sehingga kita dapat mendengar.
c.         Indra Pembau (Hidung)
Cara kerja hidung
Sebagai benda gas, bau berbaur menjadi satu dengan gas-gas lain di dalam udara. Saat kita menghirup udara pernapasan, bau tersebut masuk ke dalam hidung. Dirongga hidung, bau akan larut di dalam lender. Selanjutnya, rangsangan bau akan diterima oleh ujung-ujung saraf pembau serta diteruskan ke pusat penciuman dan saraf pembau. Oleh otak, rangsang tersebut ditanggapi sehingga kita dapat mencium bau yang masuk ke hidung.
d.        Indra Pengecap (Lidah)
Cara kerja lidah
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.
e.         Indra Peraba (Kulit)
Cara kerja kulit
Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang tersebut diterima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan ke otak melalui urat saraf. Otak pun memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.

5.        Motivasi Belajar
            Dalam bukunya Ngalim purwanto,Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi atau menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim purwanto 2007:6). Dengan demikian  motivasi dalam pembelajaran sangat di butuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu:
1.    Faktor individual
Seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2.    Faktor sosial
Seperti keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial.

6.        Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan bagi murid dalam pencapaian berpikir yang tinggi, harus memiliki tiga aspek dalam prestasi belajar yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah menjalani serangkain proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut dapat digambarkan secara kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas dinyatakan dengan angka 0 sampai 100,Sedangkan secara kualitas digambarkan dengan kategori sangat baik, baik, sedang, dan kurang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah:
1.    Minat dan sikap siswa
2.    Motivasi belajar
3.    Konsentrasi belajar
4.    Cita-cita siswa
5.    Intelegensi (kecerdasan)
  
B.     Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang digunakan,antara lain:
1.         Kondisi awal
Kondisi ini diketahui prestasi belajar rendah pada peserta didik SD Negeri 03 Bojognangka  kelas 1V pada mata pelajaran IPA materi rangka dan alat indra manusia karena metode pembelajaran kurang tepat.
2.         Tindakan
Setelah melihat prestasi siswa rendah,maka guru mencari metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.         Kondisi akhir
Prestasi belajar meningkat setelah menggunakan metode Demonstrasi dan media gambar secara terpadu.





C.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan paradigma dari kerangka berpikir di atas, dapat diturunkan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1.      Penggunaan metode demonstrasi dan media gambar secara terpadu  siswa, kelas 1V SD Negeri 03 Bojongnangka  mata pelajaran IPA materi tentang rangka dan alat indra manusia akan dapat meningkatkan motivasi  belajar siswa baik secara individual maupun klasikal.
2.      Penggunaan metode demonstrasi dan media gambar secara terpadu akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 1V SD Negeri 03 Bojongnangka dalam pembelajaran IPA materi rangka dan alat indra manusia.

D.    Indikator Kinerja dan Keberhasilan
1.    Indikator Kinerja
Yang menjadi indikator kinerja motivasi
Tabel 2.1 Lembar Indikator Penilaian Kinerja
No
Indikator kinerja motivasi
Skor
4
3
2
1
1
Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru




2
Siswa bertanya bila ada kesulitan




3
Siswa antusias mengikuti pelajaran




4
Perhatian siswa saat proses pembelajaran




5
Siswa mampu mengemukakan pendapat




Jumlah




Rata-rata




Keterangan:
4, jika siswa selalu melakukan
3, jika siswa  melakukan
2, jika sedikit siswa yang melakukan
1, jika tidak ada siswa yang melakukan

Kategori tingkat motivasi
0,1-1 = Motivasi sangat rendah
1,1-2 = Motivasi rendah
2,1-3 = Motivasi tinggi
3,1-4 = Motivasi sangat tinggi

2.    Kriteria keberhasilan
Kriteria keberhasilan adalah patokan normatif yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan tindakan. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.    Tindakan yang dilakukan dikatakan membantu mempermudah siswa dalam memahami materi jika minimal 85% dari jumlah siswa, menunjukan respon, tanggapan dan opini yang menunjukan kesetujuannya.
2.    Tindakan yang dilakukan dinyatakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa jika ada peningkatan nilai rata-rata klasikal dari pembelajaran sebelumnya, serta minimal 85% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
3.    Tindakan yang dilakukan dinyatakan mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa jika 85% dari  jumlah siswa minimal menunjukkan 3 indikator dari 4 indikator yang dipersyaratkan.



DAFTAR PUSTAKA


Andayani, dkk. 2011, Pemantapan Kemampuan Profesional (Tim FKIP.) Jakarta : Universitas Terbuka.
Arikunto, S., Sukardjono, & P Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Belen, S. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka.
Depdiknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Naisonal.
Djamarah,, D.I., & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, O. 2004. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Hernawan, A.H. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mikarsa, H.L., Taufik, A., & Prianto, P.L. 2012. Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumantri M. & Syaodih, N. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardhani, I.G.A.K., Wihardit, K. & Nasution, N. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wenno, I.H. 2008. Strategi Belajar Mengajar  Sains Berbasis Kontektual. Yogyakarta: Inti Media.













MAKALAH SD KELAS 6 : PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA GAMBAR MAKALAH SD KELAS 6 : PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA GAMBAR Reviewed by bisnisrumahq.blogspot.com on Thursday, December 07, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.