Contoh Resensi Novel : Maryamah Karpov by Andrea Hirata
Tahun
: 2008
Pengarang
: Andrea Hirata
Jumlah
Halaman : 504
Penerbit
: Bentang Pustaka
Harga
: Rp.
79.000,00
Setelah sukses dengan ketiga novelnya yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan
Edensor, Andrea kembali mengulang kesuksesannya di industri perbukuan dengan
meluncurkan novel berjudul Maryamah Karpov, novel keempat dari tetralogi Laskar
Pelangi.
Novel Maryamah Karpov menceritakan tentang perjuangan Ikal setelah ia berhasil
menamatkan studinya di Universite de Sorbonne, Perancis. Ia kembali ke
kampung halamannya di Belitong. Ia rindu pada orangtuanya, rindu pada Arai
sepupunya, dan rindu pada gadis impiannya yaitu A Ling. Perjalanan yang ia
lalui dari Jakarta ke kampungnya Belitong, di lalui Ikal dengan penuh
perjuangan dan rasa letih. Namun semua seakan sirna bila ia terbayang wajah
ayahnya, sosok pendiam yang sangat dirindukannya.
Cerita dibuka dengan kehadiran seorang dokter gigi muda
bernama Budi Ardiaz Tanuwijaya yang ternyata adalah seorang wanita. Ia memilih
mengabdi di daerah terpencil daripada menerima tawaran ayahnya untuk menjadi
direktur perusahaan di kota San Fransisco. Kedatangannya disambut meriah oleh
warga. Namun, setelah membuka praktik berminggu-minggu, tak ada satupun warga
Belitong yang datang ke kliniknya dengan alasan tidak boleh memasukkan tangan
ke dalam mulut kecuali muhrim. Mereka lebih memilih ke rumah dukun gigi Lim
Siong Put alias A Put yang mengobati sakit gigi dengan cara yang ajaib, tanpa
perlu membuka tekak, bahkan tanpa perlu disentuh secuil pun oleh A Put.
Berbagai cara dilakukan oleh Ketua Karmun (kepala kampung) agar masyarakat mau
meninggalkan perdukunan dan mau berobat ke klinik gigi, tapi sayang masyarakat
tetap keukeuh pada prinsip yang mereka pegang.
Selanjutnya diceritakan perjuangan dan kerja keras Ikal
untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. “Tak ada pekerjaan untuk seorang
sarjana teori ekonomi di kampungku”, begitulah katanya. Ia melakukan pekerjaan
apapun, mulai dari mendulang timah, membawa ikan, beras, gula, terasi dan
barang-barang kelontong lainnya untuk dijual ke pelosok-pelosok desa. Semua itu
ia lakukan demi sebuah perahu. Tepatnya membuat perahu. Keinginan membuat
perahu itu didasari oleh berita yang menggemparkan seisi kampung Belitong.
Berita tersebut mengenai penemuan dua jenazah yang terapung di laut. Konon
kabarnya, dua jenazah tersebut tewas karena mencoba melarikan diri dari kawanan
perampok yang bengis dan sadis di Pulau Batuan. Di tubuh jenazah itu terdapat
rajah kupu-kupu. Rajah tersebut mengingatkan Ikal akan seorang perempuan yang
pernah memperlihatkan rajah itu padanya. Perempuan itu adalah orang yang ia
cari seumur hidupnya : A Ling. Ikal yakin, A Ling bertalian darah dengan dua
jenazah tersebut dan pastilah ia merupakan salah satu penumpang kapal ke pulau
Batuan. Pulau itu terkenal sangat berbahaya dan hanya dihuni oleh
kelompok-kelompok lanun. Siapa saja yang berlayar kesana, jangan harap untuk
bisa kembali lagi.
Ikal berniat ke Pulau Batuan untuk mencari A Ling. Walau
pulau itu terdengar mengerikan dan banyak warga yang melarangnya, namun Ikal
tidak menyerah. Satu-satunya cara untuk berlayar ke Pulau Batuan hanyalah
dengan menggunakan perahu. Itulah sebabnya ia bekerja dengan keras yang tidak
lain dan tak bukan hanya untuk membuat perahu. Dimana ada kemauan, disitu ada
jalan. Niat Ikal untuk berlayar akhirnya dibantu oleh sahabat-sahabatnya
(Laskar Pelangi) yang kini telah tumbuh dewasa dengan profesi yang beragam.
Lintang yang cerdas membantunya membuat konstruksi dan desain perahu dengan
perhitungan fisika, begitu juga Mahar, A Kiong, Samsons dan sahabat-sahabat
lainnya yang juga membantu Ikal. Dengan modal semangat, bantuan dari
sahabat-sahabatnya, dan sedikit ilmu, terciptalah sebuah perahu yang hebat.
Perahu itu diberi nama “Mimpi-mimpi Lintang”.
Walaupun Ikal telah berhasil membuat perahu, masih saja
orang-orang mencemoohkannya dan tak ayal Ikal menjadi objek taruhan masyarakat
Belitong. Tapi itu semua tidak menjadi penghambat untuk Ikal. Bahkan, Ikal
membuat orang terkagum-kagum dengan perjuangan hebatnya.
Setelah berhasil membuat perahu, Ikal berangkat ke Pulau
Batuan bersama Mahar, Chung Fa dan Kalimut. Mereka memiliki misi yang
berbeda-beda. Selama perjalanan, banyak sekali rintangan yang mereka hadapi
mulai dari angin laut, pembajak sadis dan dunia mistik. Tetapi semua dapat
mereka lewati. Akhirnya Ikal pun dapat menemukan A Ling, lalu membawanya
kembali ke Belitong.
Novel Maryamah Karpov dan ketiga novel sebelumnya merupakan
karya sastra yang unik. Andrea menyajikan sebuah genre yang disebut sebagai cultural
literaty nonfiction, yaitu sebuah karya nonfiksi yang digarap secara sastra
berdasarkan pendekatan budaya.
Melalui novel ini, pembaca dapat mengetahui budaya-budaya
orang melayu di Belitong. Seperti kebiasaan membual dan melebih-lebihkan, juga
kebiasaan menyematkan nama baru dibelakang nama asli, semata-mata untuk
mengolok-olok bahkan merendahkan yang mempunyai nama. Contohnya, Munawir yang
sering mengabarkan berita kematian seseorang lewat speaker TOA dijuluki Munawir
Berita Buruk, Munaf yang jika berbicara senang memakai kata katakalah
dijuluki Munaf Katakanlah, Marhaban yang selalu bertugas sebagai komandan
pasukan baris-berbaris pada acara 17 Agustus dijuluki Marhaban Hormat Grak,
Mustahaq yang mati-matian berusaha memodifikasi sepera motor rongsokan Honda
V80-nya agar tampak seperti Harley dijuluki Mustahaq Davidson, dan Ikal sendiri
adalah julukan yang ia dapat karena rambutnya yang ikal.
Kelebihan novel ini yaitu terletak pada kata-katanya yang
puitis, penuh motivasi dan apa adanya. Alur yang dibuat maju-mundur justru tak
membuat pembaca bingung, melainkan membuat pembaca semakin penasaran. Lelucon
dan humor menjadi menu utama dalam novel ini. Tak jarang pembaca dibuat tertawa
terbahak-bahak membaca kisah masyarakat Belitong yang lucu dan penuh guyonan.
Namun dibalik kelebihannya, novel ini juga mempunyai
kekurangan. Jika kita simak, judul “Maryamah Karpov” pada novel ini tidak ada
kaitan langsung dengan keseluruhan isi cerita. Nama Maryamah Karpov hanya
beberapa kali disebut dalam novel ini. Maryamah Karpov digambarkan sebagai
seorang perempuan yang biasa dipanggil Mak Cik Maryamah, mendapat tambahan nama
“Karpov” karena sering terlihat di perkumpulan jago-jago catur di warung kopi
Usah Kau Kenang Lagi dan mengajari orang langkah-langkah ala Karpov. Sedangkan
didalam novel lebih banyak menceritakan tentang perjuangan Ikal untuk mencari
tambatan hatinya.
Akan tetapi, terlepas dari itu semua, novel Maryamah Karpov
adalah novel yang layak dibaca. Kata-katanya mampu menyihir pembaca,
seolah-olah pembaca ikut menyaksikan petualangan Ikal dan sahabat-sahabatnya.
Pembaca juga bisa merasakan betapa setiap kalimat yang diciptakan memiliki
kekuatannya sendiri. Oleh karena itu, tetralogi Laskar Pelangi merupakan
koleksi yang amat berharga untuk dimiliki dan merupakan legacy Andrea
Hirata yang amat penting tidak hanya bagi sastra, dunia pendidikan, tetapi juga
budaya Indonesia.
Novel Maryamah Karpov memberikan pesan kepada pembaca agar
jangan takut untuk bermimpi. Semua yang kita impikan pasti akan terwujud asal
kita berusaha untuk mewujudkannya. “Kuberitahu satu rahasia padamu, Kawan. Buah
paling manis dari berani bermimpi adalah kejadian-kejadian menakjubkan dalam
perjalanan menggapainya”.
Contoh Resensi Novel : Maryamah Karpov by Andrea Hirata
Reviewed by bisnisrumahq.blogspot.com
on
Monday, April 03, 2017
Rating:
No comments: