MAKALAH PALANG MERAH REMAJA (KARYA ANAK SMK AMANAH HUSADA PEMALANG)
MAKALAH
PALANG MERAH REMAJA
DISUSUN OLEH :
NAMA : DYAH SAVITRI
KELAS : X KEPERAWATAN 1
SMK AMANAH HUSADA
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selesai jam efektif sekolah pada umumnya siswa SMA banyak memiliki waktu luang. Dan biasanya mereka mengunakan waktu luang tersebut untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Karena itu, Ekstrakurikuler adalah alternatif Sekolah untuk membantu siswa dalam memanfaatkan waktu luang.ekstrakurikuler sudah ada sejak tahun 1980. kegiatan ini kegiatan ini bertujuan membentuk pribadi siswa, mengasah kemampuan siswa, dan juga menambah prestasi sebuah lembaga pendidikan di bidang non akademik. Ada banyak jenis ekstrakurikuler yang terdapat dalam lembaga pendidikan. Diantaranya ekstrakurikuler dalam bidang kerohanian, organisasi, olahraga, kemanusiaan, sampai bidang pengetahuan alam.
SMK Amanah Husada Pemalang merupakan salah satu Sekolah yang memiliki prestasi tidak hanya pada bidang akademik tetapi juga diluar akademik atau bidang ekstrakurikuler di lingkup Wonogiri. Salah satunya dalam bidang kemanusiaan, yaitu pada ekstra PMR (Palang Merah Remaja). SMK Amanah Husada bekerja sama dengan PMI cabang Wonogiri untuk selalu mengembangkan bakat dan jiwa kepedulian siswa terhadap orang di sekitar dan lingkungannya. Dari hasil kerjasama tersebut, SMK Amanah Husada sering mengikuti dan mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Tri Bakti PMR, yaitu berbakti pada masyarakat, Meningkatkan keterampilan hidup sehat, dan mempererat hubungn persahabatan Nasional dan Internasional antara lain dengan cara mengikuti Jumbara (jumpa, bakti, gembira) yang diadakan oleh PMI cabang wonogiri setiap 2 tahun sekali dan donor darah rutin di SMK Amanah Husada setiap 3 bulan sekali. Namun demikian pada setiap tahunnya anggota PMR SMK Amanah Husada semakin kekurangan personilnya. Banyak anggota yang mengundurkan diri dan keluar organisasi tanpa keterangan.
Berdasarkan alas an diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “MOTIVASI SISWA SMK AMANAH HUSADA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PMR (PALANG MERAH REMAJA)”.
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dalam pembahasannya maka penulis membatasi masalah pada kegiatan ekstra PMR (Palang Merah Remaja) di SMA SMK Amanah Husada 2015.
C. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis mengenai kegiatan ekstra PMR di SMK Amanah Husada adalah sebagai berikut :
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis mengenai kegiatan ekstra PMR di SMK Amanah Husada adalah sebagai berikut :
1. Apakah motivasi dan tujuan siswa SMK Amanah Husada dalam mengikuti ekstra PMR ?
2. Apakah kendala yang dihadapi dalam merekrut anggota PMR dan membuat anggota tetap aktif dalam organisasi PMR di SMK Amanah Husada?
3. Bagaimanakah cara memotifator anggota organisasi PMR untuk tetap aktif berorganisasi di SMK Amanah Husada?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan karya tulis ini antara lain :
Tujuan Umum Penelitian :
1. Sebagian persyaratan mengikuti Ujian Nasional di SMK Amanah Husada.
2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian serupa.
Tujuan Khusus Penelitian :
1. Untuk mengetahui motivasi dan tujuan siswa SMK Amanah Husada dalam mengikuti ekstra PMR.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam merekrut anggota PMR dan membuat anggota tetap aktif dalam organisasi PMR di SMK Amanah Husada.
3. Untuk mengetahui cara memotivator anggota organisasi PMR untuk tetap aktif berorganisasi di SMK Amanah Husada.
E. Manfaat Penelitian
1. Dengan diketahui motivasi dan tujuan siswa SMK Amanah Husada dalam mengikuti ekstra PMR maka lebih meningkatkan kegiatannya.
2. Dengan diketahuinya kendala yanf dihadapi dala merekrut anggota PMR dan membuat anggota tetap aktif dalam organisasi PMR di SMK Amanah Husada.
3. Dengan diketahuinya cara memotivator anggota organisasi PMR untuk tetap aktif berorganisasi di SMK Amanah Husada maka bias memotivasi mereka dalam berorganisasi di PMR SMK Amanah Husada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian PMR (Palang Merah Remaja)
1. Sejarah Palang Merah
Pada tanggal 24 Juni 1859 terjadi pertempuran antar prajurit Perancis dan Austria yang melibatkan 320.000 prajurit dan mengakibatkan sekitar 36.000 orang tewas. Pertempuran ini terjadi di kawasan Solferino, yaitu di dataran rendah Utara Italia.
Pada saat itu kemampuan angkatan bersenjata untuk merawat serdadu yang terluka belum seberapa. Hingga suatu hari Hendry Dunnant, seorang pengusaha berkebangsaan Swiss terketuk hatinya saat melihat banyak korban perang yang tidak mendapat perawatan. Lalu dia mengumpulkan perempuan dari desa setempat dan membagi mereka dalam sejumlah tim untuk membawa makanan dan air untuk para tentara yang terluka, memandikan prajurit yang tubuhnya berdarah, membalut luka dengan kain linen, dan menuliskan surat-surat terakhir bagi para keluarga para prajurit yang sudah sekarat.
Setelah perang selesai, Dunant kembali ke Swiss. Dunant alu menulis sebuah buku yang berjudul “A Memory Of Solferino” (Kenangan Dari Solferino). Buku yang berisi tentang kejamnya perang dan pengalaman merawat korban perang yang terluka itu lalu dikirimkan kepada teman-temannya.
Pada tanggal 17 Februari 1863, Henry Dunant bersama empat temannya yaitu Gustave Moynier, Generul G.H. Dufour, Dr. Louis Appia, dan Dr. TH. Maunoir membentuk “Komite Internasional untuk Pertolongan Bagi Tentara yang Terluka”, yang kemudian berganti nama menjadi “Komite Internasional Palang Merah” atau ICRC (International Committe of the Red Cross).
2. Lambang Palang Merah
a. Lambang Palang Merah
Pada tahun1864, Konvensi Jenewa, yaitu sebuah Konvensi Internasional yang pertama. Dalam konvensi ini resmi mengakui Palang Merah diatas dasar putih sebagai tanda pengenal pelayanan medis angkatan bersenjata. Pada Konvensi Jenewa tahun 1906, waktu peninjauan kembali terhadap konvensi Jenewa tahun 1864, barulah ditetapkan lambang Palang Merah tersebut sebagai penghormatan terhadap Negara Swiss.
Palang Merah Remaja (disingkat PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut PMR.Terdapat di PMI kota atau kabupaten di seluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
Kebijakan PMI dan federasi tentang pembinaan Remaja bahwa:
- Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
- Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
- Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
- Remaja adalah kader relawan.
- Remaja calon pemimpin PMI di masa depan.
Palang Merah Remaja atau PMR adalah suatu organisasi binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah ataupun kelompok-kelompok masyarakat (sanggar, kelompok belajar, dll.) yang bertujuan membangun dan mengembangkan karakter Kepalangmerahan agar siap menjadi Relawan PMI di masa depan.
Pendidikan dan pelatihan PMR
Setiap anggota PMR wajib mendapatkan pelatihan sebelum terlibat dalam kegiatan Tri Bhakti PMR agar siap menjalankan peran dan fungsinya. setiap sesi pelatihan akan menguatkan karakter (kualitas positif) anggota PMR untuk meningkatkan ketrampilan hidup sehat dan menjadi calon relawan, anggota PMR tidak hanya tahu dan trampil, tetapi juga perlu memahami dan menerapkan yang telah mereka pelajari, dalam proses pelatihan. Proses pelatihan dapat dilakukan oleh PMI Kota/Kabupaten maupun Unit PMR, sesuai kurikulum yang telah ditetapkan. Waktu pelaksanaan menyesuaikan dengan kalender pendidikan, berintegrasi dengan kegiatan-kegiatan tertentu, maupun waktu-waktu yang telah disepakati bersama antara PMI Kota/Kabupaten, fasilitator/pelatih, dan anggota PMR.
Tri Bhakti PMR
keterlibatan anggota PMR dalam berbagai kegiatan kepalangmerahan merupakan karya dan bakti nyata setelah mengikuti pelatihan serta pengakuan terhadap keberadaan dan kompetensi dalam meningkatkan kualitas anggota dan organisasi, serta memberikan jawaban atas berbagai minat bergabungnya remaja dengan PMI. Ada pun isi dari Tri Bhakti PMR adalah:
1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat.
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat.
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.
Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama "7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).
- Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lahir dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, kerja sama dan perdamaian abadi antarsesama manusia.
- Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial, atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata ialah mengurangi penderitaan orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang paling parah.
- Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.
- Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah di bidang kemanusiaan dan harus menaati peraturan hukum yang berlaku di negara masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan prinsip dasar gerakan.
- Kesukarelaan
Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
- Kesatuan
Di dalam satu Negara hanya boleh ada satu perhimpunan nasional dan hanya boleh memilih salah satu lambang yang digunakan Palang merah atau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah negara bersangkutan.
- Kesemestaan
Gerakan bersifat semesta. Artinya, gerakan hadir di seluruh dunia. Setiap perhimpunan nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu sama lain.
b. Lambang Bulan Sabit Merah
Pada tahun 1876 saat Balkan dilanda perang, sejumlah pekerja kemanusiaan yang tertangkap oleh kerajaan Ottoman (Turki) dibunuh semata-mata karena mereka memakai ban lengan dengan gambar Palang Merah. Setelah diminta penjelasan, meraka menekankan kepekaan tentara muslim terhadap bentuk palang atau salib. Lalu lambang Bulan Sabit Merah mulai diterima dan memperoleh semacam pengesahan dalam bentuk reservasi dan secara resmi diadopsi dalam konvensi tahun 1929.
c. Lambang Singa dan Matahari Merah
Gambar singa dan Matahari merah diatas dasar putih yang dipilih oleh Persia (Iran). Lambang ini secara resmi diadopsi dalam konvensi tahun 1929 bersamaan dengan Bulan Sabit Merah. Tahun 1980, Republik Iran memutuskan untuk tidak lagi menggunakan Lambang tersebut dan memilih memakai lambang Bulan Sabit Merah.
d. Lambang Kristal Merah
Tahun 2006 lambang Kristal Merah diatas putih juga diadopsi menjadi lambang alternative apabila di suatu Negara terjadi konflik bersenjata atau perang, maka Negara yang badan kepalang merahannya menggunakan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dapat sementara menggunakan lambang Kristal Merah di atas dasar putih secara bersama-sama.
3. Palang Merah Indonesia
a. Sejarah PMI (Palang Merah Indonesia)
Palang Merah Indonesia lahir pada 17 September 1945, satu bulan setelah Indonesia merdeka. Sebelum Indonesia memiliki Badan Palang Merah, kegiatan-kegiatan epalangmerahan masih dilakukan oleh NERKAI (Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie), yaitu Palang Merah Belanda Cabang Hindie. NERKAI telah berdiri sejak tanggal 21 Oktober 1873. Pada tahun 1932, Dr. RCI Senduk dan Dr. Bohder DJOHAN telah mengusulkan kepada Pemerintah Belanda agar Indonesia memiliki Badan Palang Merah sendiri. Mereka adalah dokter yang saat itu banyak mengabdikan dirinya untuk kegiatan kemanusiaan. Namun usulan mereka ditolak oleh pemerintah Belanda karena dianggap bahwa rakyat Indonesia belum mampu mengatur Badan Palang Merah sendiri.
4. Pengertian Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja merupakan Organisasi pemuda binaan Palang Merah Indonesia yang tersebar di Sekolah dan bertujuan memberikan pengetahuan dasar kepada siswa mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Anggota Palang Merah Remaja merupakan kekuatan Palang Merah Indonesia dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan, siaga bencana, mempromosikan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan mengambangkan kapasitas organisasi Palang Merah Indonesia.
a. Tingkatan PMR ( Palang Merah Remaja)
Di Indonesia terdapat tiga (tiga) tingkatan Palang Merah Remaja. Tingkatan ini dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan dan usia anggota Palang Merah Remaja. Adapun 3 (Tiga) tingkatan tersebut adalah :
1) PMR Mula
PMR Mula adalah Palang Merah Remaja untuk tingkatan Setara Pelajar Sekolah Dasar (SD) yang usianya 10-12 tahun. Memiliki warna identitas hijau.
2) PMR Madya
PMR Madya adalah Palang Merah Remaja untuk Tingkatan Setara Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang usianya 12-15 tahun. Memiliki warna identitas biru.
3) PMR Wira
PMR Wira adalah Palang Merah Remaja untuk Tingkatan Setara Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang usianya 15-17 tahun. Memiliki warna identitas orange.
4) Kegiatan PMR (Palang Merah Remaja)
Kegiatan Palang Merah Remaja didasarkan pada Tri Bakti PMR dan tujuh prinsip PMR. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat membantu para anggota untuk lebih mengenal dan mempelajari Palang Merah Remaja lebih dalam.
Kegiatan Palang Merah Remaja yang berdasarkan pada Tri Bakti PMR antara lain adalah : kepemimpinan, Gerakan Kepalangmerahan, Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, Siaga Bencana, Kesehatan Remaja, DORAS (Donor Darah Siswa).
Kegiatan Palang Merah Remaja yang berdasarkan pada Tri Bakti PMR antara lain adalah : kepemimpinan, Gerakan Kepalangmerahan, Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, Siaga Bencana, Kesehatan Remaja, DORAS (Donor Darah Siswa).
Jumbara juga kegiatan Palang Merah Remaja yang sering dilaksanakan. Kegiatan ini biasanya diselanggarakan oleh PMI Pusat. Kegiatan Jumbara dilaksanakan 2 tahun sekali. Dan diikuti oleh semua anggota PMR Madya dan PMR Wira yang terdapat di lingkup PMI cabang. Biasannya jumbara dilakukan dalam tingkat Kabupaten, tingkat Daerah, dan tingkat Nasional, yaitu dilaksanakan sesuai dengan kemampuan PMI Daerah yang bersangkutan.
Tujuan diadakan kegiatan-kegiatan tersebut adalah untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota PMR, menguji ketangkasan dan kemampuan anggota terhadap materi kepalangmerahan, menumbuhkan rasa bertanggungjawab dalam setiap diri PMR, dan mendidik anggota PMR sebagai generasi penerus PMI.
b. Prinsip Gerakan Palang Merah Remaja
Pada tahun 1921, Komita Internasional Palang Merah atau ICRC mencoba menyusun prinsip dasar yang dirasa perlu sebagai dasar dalam setiap tindakan gerakan. Walaupun prinsip-prinsip ini tidak sempat dibawa dalam Forum Internasional, namun telah menjiwai prinsip dasar yang sekarang ini. Teks inilah yang menjadi prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional yang diproklamasikan dalam Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional di Wina-Australia tahun 1965. Tujuh prinsip ini adalah :
1) Kemanusiaan
Palang Merah Remaja diharapkan dapat memberikan pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka dalam menumbuhkan saling pengertian, memastikan penghormatan terhadap individu, melindungi kehidupan dan kesehatan, mempromosikan perdamaian abadi diantara semua Bangsa.
2) Kesamaan
Palang Merah Remaja harus memberikan pertolongan kepada orang yang paling membutuhkan ; tidak melakukan deskriminasi berkenaan dengan kebangsaan dengan kebangsaan, ras, kepercayaan-agama, golongan atau pandangan politik, dan memberikan prioritas kepada mereka yang paling membutuhkan.
3) Kenetralan
Palang Merah Remaja diharapkan mendapat kepercayaan dari semua pihak, anggota Palang Merah tidak boleh melibatkan diri dalam pertentangan, dapat mempertahankan kepercayaan, dan memiliki sifattidak berpihak.
4) Kemandirian
Disamping membantu pemerintah menolong sesama manusia, tetapi Palang Merah tidak boleh melanggar peraturan Negaranya. Harus senantiasa mempertahankan otonomi sehingga dalam keadaan apapun dapat bertindak sesuai prinsip-prinsip gerakan, dan menolak segala jenis campur tangan yang bersifat politis dan ideolgi.
Disamping membantu pemerintah menolong sesama manusia, tetapi Palang Merah tidak boleh melanggar peraturan Negaranya. Harus senantiasa mempertahankan otonomi sehingga dalam keadaan apapun dapat bertindak sesuai prinsip-prinsip gerakan, dan menolak segala jenis campur tangan yang bersifat politis dan ideolgi.
5) Kesukarelaan
Dalam menolong sesama, Palang Merah harus memiliki komitmen pribadi dan memiliki kesetiaan terhadap tujuan kemanusiaan. Dalam memberi bantuan Palang Merah tidak boleh mengharapkan keuntungan dalam bentuk apapun, dan dapat menerima misi walaupun berbahaya dan rela melakukannya.
6) Kesatuan
Prinsip kesatuan secara khusus berhubungan dengan struktur institusi dari Perhimpunan Nasional. Agar diakui oleh ICRC, maka suatu Negara hanya boleh memiliki satu Perhimpunan Nasional untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Perhimpunan tersebut harus mampu melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh Wilayah Negaranya.
7) Kesemestaan
8) Palang Merah mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama dalam menolong sesama manusia. Palang Merah memiliki satu suara, kesamaan status dan hak dalam Gerakan, memiliki tanggungjawab dan kewajiban yang sama, dan kesemestaan penderitaan memerlukan respon yang semesta pula.
MAKALAH PALANG MERAH REMAJA (KARYA ANAK SMK AMANAH HUSADA PEMALANG)
Reviewed by bisnisrumahq.blogspot.com
on
Thursday, February 18, 2016
Rating:
No comments: